Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di tiap sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah dan dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, Komite Sekolah, orang tua peserta didik, dan pengawas. Proses EDS dapat mengikutsertakan tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Instrumen EDS ini khusus dirancang untuk digunakan oleh TPS dalam melakukan penilaian kinerja sekolah terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya menjadi masukan dan dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam upaya peningkatan kinerja sekolah. EDS sebaiknya dilaksanakan setelah anggota TPS mendapat pelatihan.Informasi ringkas tentang EDS dapat dilihat di bawah ini:1. Apakah yang dimaksud dengan Evaluasi Diri Sekolah?
- Evaluasi diri sekolah adalah proses yang mengikutsertakan semua pemangku kepentingan untuk membantu sekolah dalam menilai mutu penyelenggaraan pendidikan berdasarkan indikator-indikator kunci yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
- Melalui EDS kekuatan dan kemajuan sekolah dapat diketahui dan aspek-aspek yang memerlukan peningkatan dapat diidentifikasi.
- Proses evaluasi diri sekolah merupakan siklus, yang dimulai dengan pembentukan TPS, pelatihan penggunaan Instrumen, pelaksanaan EDS di sekolah dan penggunaan hasilnya sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
- TPS mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menilai kinerja sekolah berdasarkan indikator-indikator yang dirumuskan dalam Instrumen. Kegiatan ini melibatkan semua pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah untuk memperoleh informasi dan pendapat dari seluruh pemangku kepentingan sekolah.
- EDS juga akan melihat visi dan misi sekolah. Apabila sekolah belum memiliki visi dan misi, maka diharapkan kegiatan ini akan memacu sekolah membuat atau memperbaiki visi dan misi dalam mencapai kinerja sekolah yang diinginkan.
- Hasil EDS digunakan sebagai bahan untuk menetapkan aspek yang menjadi prioritas dalam rencana peningkatan dan pengembangan sekolah pada RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
- Laporan hasil EDS digunakan oleh Pengawas untuk kepentingan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah (MSPD) sebagai bahan penyusunan perencanaan pendidikan pada tingkat kabupaten/kota.
2. Apa yang diperoleh sekolah dari hasil EDS?
- Seberapa baik kinerja sekolah? Dengan EDS akan diperoleh informasi mengenai pengelolaan sekolah yang telah memenuhi SNP untuk digunakan sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
- Bagaimana mengetahui kinerja sekolah sesungguhnya? Dengan EDS akan diperoleh informasi tentang kinerja sekolah yang sebenarnya dan informasi tersebut diverifikasi dengan bukti-bukti fisik yang sesuai.
- Bagaimana memperbaiki kinerja sekolah? Sekolah menggunakan informasi yang dikumpulkan dalam EDS untuk menetapkan apa yang menjadi prioritas bagi peningkatan sekolah dan digunakan untuk mempersiapkan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
3. Keuntungan apa yang akan diperoleh sekolah dari EDS?
- Sekolah mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan lebih lanjut.
- Sekolah mampu mengenal peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan, menilai keberhasilan upaya peningkatan, dan melakukan penyesuaian program-program yang ada.
- Sekolah mampu mengetahui tantangan yang dihadapi dan mendiagnosis jenis kebutuhan yang diperlukan untuk perbaikan.
- Sekolah dapat mengetahui tingkat pencapaian kinerja berdasarkan 8 SNP.
- Sekolah dapat menyediakan laporan resmi kepada para pemangku kepentingan tentang kemajuan dan hasil yang dicapai.
4. Seberapa sering sekolah melakukan EDS?
- Sekolah melakukan proses EDS setiap tahun sekali.
5. Bagaimana bentuk Instrumen EDS?Instrumen EDS terdiri dari 8 (delapan) bagian sesuai dengan 8 SNP. Setiap bagian terdiri atas : Serangkaian pertanyaan terkait dengan SNP sebagai dasar bagi sekolah dalam memperoleh informasi kinerjanya yang bersifat kualitatif. Setiap standar bisa terdiri dari beberapa aspek yang memberikan gambaran lebih menyeluruh . Setiap aspek dari standar terdiri dari 4 tingkat pencapaian : tingkat pencapaian 1 berarti kurang, 2 berarti sedang, 3 berarti baik, dan 4 berarti amat baik. Tiap tingkatan pencapaian mempunyai beberapa indikator. Pada bagian akhir dari aspek setiap standar, terdapat halaman rekapitulasi untuk menuliskan hasil penilaian pencapaian yang diperoleh. Halaman rekapitulasi ini terdiri dari bukti fisik yang menguatkan pengakuan atas tingkat pencapaian, deskripsi umum temuan yang diperoleh untuk menilai aspek tersebut, dan penentuan tingkat pencapaian kinerja sekolah. Sejumlah pertanyaan terkait dengan 8 SNP yang paling erat hubungannya dengan mutu pembelajaran dan aspek-aspek yang perlu dikembangkan bagi keperluan penyusunan rencana peningkatan sekolah. Tingkat pencapaian pada tiap Standar dalam Instrumen ini dapat digunakan sekolah untuk menilai kinerjanya pada standar tertentu.6. Bagaimana sekolah menggunakan tingkat pencapaian?
- Anggota TPS secara bersama mencermati Instrumen EDS pada setiap aspek dari setiap standar. Sebaiknya perlu disiapkan peraturan menteri, indikator atau peraturan pemerintah yang berkaitan dengan SNP sebagai rujukan.
- Berdasarkan kondisi nyata sekolah, anggota TPS menilai apakah sekolah mereka termasuk dalam tingkatan 1, 2, 3 atau 4 dalam pencapaian 8 SNP ini. Misalnya pada Standar Isi ada aspek kesesuaian dan relevansi kurikulum serta aspek penyediaan kebutuhan untuk pengembangan diri. Bisa saja aspek kesesuaian dan relevansi kurikulum berada di tingkat 4, tapi aspek kebutuhan untuk pengembangan diri ada di tingkat 2. Ini tidak menjadi masalah. Tingkat pencapaian pada setiap standar menggambarkan keadaan seperti apa kondisi kinerja sekolah pada saat dilakukan penialian terkait dengan pertanyaan tertentu.
- Setelah menentukan tingkat pencapaiannya, sekolah perlu menyertakan bukti fisik atas pengakuannya. Contoh bukti fisik atas keikutsertaan masyarakat dalam kehidupan sekolah berupa rapat komite sekolah, notulen, daftar hadir, dan undangan.
- Hasil semua penilaian dan penentuan tingkat pencapaian kinerja sekolah untuk aspek tertentu pada setiap standar ditulis pada lembar laporan penilaian atau rekapitulasi dengan menyertakan bukti fisik yang sesuai (lihat keterangan pada nomor 5 di atas).
- Sekolah menetapkan tingkat pencapaian kinerja dan bukan hanya sekedar memberikan tanda cek (contreng) pada setiap butir dalam Instrumen EDS.
- Tingkat pencapaian kinerja sekolah bisa berbeda dalam aspek yang berbeda pula. Hal ini penting sebab sekolah harus memberikan laporan kinerja apa adanya. Dalam pelaksanaan EDS yang dilakukan setiap tahun, sekolah mempunyai dasar nyata aspek dan standar yang memerlukan perbaikan secara terus-menerus.
- Dengan menggunakan Instrumen EDS ini, sekolah dapat mengukur dampak kinerjanya terhadap pembelajaran peserta didik. Sekolah juga dapat memeriksa hasil dan tindak lanjutnya terhadap perbaikan layanan pembelajaran yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik.
7. Jenis bukti apa yang dapat ditunjukkan?
- Bukti fisik yang menggambarkan tingkat pencapaian harus sesuai dengan aspek atau standar yang dinilai. Untuk itu perlu dimanfaatkan berbagai sumber informasi yang dapat dijadikan sebagai bukti fisik misalnya kajian catatan, hasil observasi, dan hasil wawancara/konsultasi dengan pemangku kepentingan seperti komite sekolah, orang tua, guru-guru, siswa, dan unsur lain yang terkait.
- Perlu diingat bahwa informasi kualitatif yang menggambarkan kenyataan dapat berasal dari informasi kuantitatif. Sebagai contoh, Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) tidak sekedar merupakan catatan mengenai bagaimana pengajaran dilaksanakan. Keberadaan dokumen kurikulum bukan satu-satunya bukti bahwa kurikulum telah dilaksanakan.
- Berbagai jenis bukti fisik dapat digunakan sekolah sebagai bukti tingkat pencapaian tertentu. Selain itu, sekolah perlu juga menunjukkan sumber bukti fisik lainnya yang sesuai.
8. Bagaimana proses EDS membantu penyusunan rencana pengembangan sekolah? TPS menganalisis informasi yang dikumpulkan, menggunakannya untuk mengidentifikasi dan menetapkan prioritas yang selanjutnya menjadi dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS. Berdasarkan hasil EDS, sekolah mengembangkan RPS dengan prioritas peningkatan mutu kinerja sekolah yang dirumuskan secara jelas, dapat diobservasi dan diukur. Dengan demikian, RPS menjadi dokumen kinerja sekolah yang meliputi aspek implementasi, skala prioritas, batas waktu, dan ukuran keberhasilannya. Proses EDS berkaitan dengan aspek perubahan dan peningkatan. Upaya perubahan dan peningkatan tersebut hanya bermanfaat apabila diwujudkan dalam perencanaan bagi peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar peserta didik. Diharapkan dengan adanya ragam data dan informasi yang diperoleh dari hasil EDS, sekolah bukan saja dapat merumuskan perencanaan pengembangan dengan tepat, akan tetapi penilaian kemajuan di masa depan juga akan lebih mudah dilakukan dengan tersedianya data yang dapat dipercaya. Hal tersebut dengan sendirinya memudahkan sekolah untuk menunjukkan hasil-hasil upaya peningkatan mereka setiap saat.9. Laporan apa yang perlu disiapkan? Sekolah menyusun laporan hasil EDS dengan menggunakan format yang terpisah, yang menyajikan tingkat pencapaian serta bukti-bukti yang digunakannya. Hasil EDS digunakan untuk dasar penyusunan RPS sekolah, namun dilaporkan juga ke Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kandepag untuk dianalisis lanjut dengan memanfaatkan EMIS (Educational Management Information System/Sistem Informasi Manajemen Pendidikan) bagi keperluan perencanaan dan berbagai kegiatan peningkatan mutu lainnya. Laporan sekolah yang mengungkapkan berbagai temuan dapat digunakan untuk melakukan validasi internal (menilai dan mencocokkan) oleh pengawas sekolah, dan validasi external dengan menggunakan beberapa sekolah oleh Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) pada tingkat kecamatan dengan bantuan staf penjaminan mutu dari LPMP. Hasil EDS merupakan bagian yang penting dalam kegiatan monitoring kinerja sekolah oleh pemerintah daerah dalam rangka penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan.
EDS SMP.S. Hidayatus Saalikin ;
BAB I
PENDAHULUAN
1.
|
Identitas Sekolah
|
||
Nama Sekolah
Nomor Statistik Sekolah
NPSN
Akreditas
Alamat
|
:
:
:
:
:
|
SMP.S. Hidayatus Saalikin
202140903005
30203074
C
Jl. Bakri Entong,
Pembuanghulu-Hanau-Seruyan
Kalimantan Tengah
|
|
2.
|
Identitas Kepala Sekolah
|
||
Nama
Tempat Tanggal lahir
Alamat
Nomor Tlp
|
:
:
:
:
|
Khurotin,S.P.d.I
Jombang 11 Juni 1975
Jl. Bakri Entong, Pembuanghulu, Hanau-Seruyan
081250808671
|
|
3.
4.
5.
|
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Visi Dan Misi Sekolah
|
:
:
|
13 Orang
87 Orang
|
6.
7.
|
a.
b.
|
Visi
Dengan Iman Dan Islam Hidup
Menjadi Terarah Dan Dengan Ilmu Hidup Menjadi Mudah, Unggul Pribadinya, Santun ahlaqnya dan Luas Wawasannya
Misi
Data Kinerja dan
program unggulan SMP.S. Hidayatus Saalikin
Pendidikan berbasis Pondok Pesantren, dimana siswa tinggal di dalam
Pondok dengan mendapatkan pendidikan Diniyah dan umum adalah hal yang tidak
didapatkan di Sekolah umum, Pengawasan pada siswa jauh lebih terarah,
Disiplinitas dan pembagian seimbang antara pelajaran Diniyah ( Keagamaan )
dan Umum adalah modal dari SMP.S. Hidayatus Saalikin guna melahirkan
generasi-generasi madani berahlakul karimah dan berpengetahuan luas dalam
science dan technology.
Pengembangan Diri Siswa Meliputi ;
Pembiasaan rutin
ü Disiplin Dan menghargai waktu, dan mendidik
Siswa memiliki jiwa yang teguh serta kuat menghadapi hidup juga selalu yakin
akan kekuatan Do’a dan memiliki karakter Islami yang tangguh, dengan
membiasakan siswa/wi untuk bangun shubuh ( Dini hari ) jam 3.00 Pagi Untuk
kemudian melaksanakan Tahajud di Mesjid, Sholat 5 waktu selalu dilaksanakan
berjama’ah. Tadarus, Pembahasan Tauhid dan Tasawuf, Tajwid, Fiqih,
Nahwu-Syorof, Bahasa Arab dan pendidikan-pendidikan berbasis Pondok Pesantren
lainnya adalah pelajaran yang diberikan pada siswa dalam pembelajaran Diniyah
disamping umum dengan pembagian yang seimbang setiap harinya.
dan D3 (2orang)
Kondisi Dan Letak
Geographis Serta Analisa SWOT
Kecamatan Hanau dengan Ibukota Pembuang Hulu terdiri
dari 7 desa dengan jumlah penduduk 25.038 jiwa merupakan salah satu Kecamatan
yang ada di Kabupaten Seruyan. Kecamatan Hanau merupakan salah satu Kecamatan
yang strategis di Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah yang akan
menjamin kemudahan interaksi dengan wilayah lainnya, berpotensi sebagai
pemasok kebutuhan wilayah dan penggunaan hasil produk wilayah dan mendukung
berjalannya kegiatan ekonomi wilayah regional. Disamping mempunyai lokasi
yang cukup strategis, Kecamatan Hanau merupakan Kecamatan yang kaya akan
sumber daya alam, perkebunan dan potensi lahan yang sesuai untuk tanaman
pangan. Kecamatan Hanau sendiri terdiri dari 7 (Tujuh) Desa :
SMP.S. Hidayatus Saalikin adalah sekolah yang terletak
di Desa Pembuanghulu I dimana disekitar sekolahan banyak terdapat
perkebunan-perkebunan besar kelapa sawit dan pabrik pengolahan minyak kelapa
sawit diantaranya PT Sinarmas, PT Best, PT Indoturba, Minamas, dan
lain-lainnya yang berjarak 10 km di sebelah Utara, dan Barat dari Desa
Pembuanghulu. Jarak dari SMP.S. Hidayatus Saalikin ke Ibukota Provinsi
Kalimantan Tengah sendiri yaitu Palangkaraya kurang lebih sekitar 360KM.
SMP.S. Hidayatus Saalikin merupakan satu-satunya
Sekolah Menengah Pertama yang menyelenggarakan pendidikan dengan pola
berbasis Pondok Pesantren di Desa Pembuanghulu, dimana para santri dan
santriwati mukim di area Pondok pesantren ada di bawah naungan langsung
pengasuh dan management Pondok Pesantren, sehingga memudahkan pengawasan pada
peserta didik, dan lebih mengefektifkan waktu pembelajaran baik itu
pembelajaran diniyah ataupun Pendidikan umum. Di sekitar Desa Pembuanghlu sendiri terdapat 1 ( Satu ) Sekolah Menegah
Atas, yaitu SMAN 1 Hanau, dan 2 SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan ), yaitu SMKN
1 Hanau dan SMK Miftahus Salam.
Untuk Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) terdapat 2 ( dua
) Sekolah, yaitu SMP.S. Hidayatus Saalikin, dan SMPN-1 Hanau, serta 1 ( satu ) Madrasah Tsanawiyah ( MTS )
yaitu MTS. N HANAU
Terdapat 3 ( Tiga ) taman kanak-kanak (TK) dan 5 (Lima)
Sekolah Dasar ( SD ) yaitu SDN 1 Pembuanghulu-1, SDN 2 Pembuanghulu-1, SDN 1
Pembuanghulu-2, SDN 2 Pembuanghulu-2, dan SDN 3 Pembuanghulu-2. Hampir 23%
lulusan SD dari Desa sekitar Pembuanghulu melanjutkan ke SMP.S. Hidayatus
Saalikin. Sekitar 52%-nya terbagi melanjutkan ke SMP Lainnya, baik di
Pembuanghulu sendiri ataupun keluar dari Desa Pembuanghulu. Berdasarkan data
di atas maka mutu pendidikan SMP.S.
Hidayatus Saalikin sesungguhnya juga ikut dipengaruhi oleh mutu pendidikan di
sekolah dasar tersebut.
Disamping dari Desa Pembuanghulu, Peserta didik di
SMP.S. Hidayatus Saalikinpun datang dari Desa-Desa tetangga, seperti
Derangga, Bahaur dll. Melihat kondisi ini sangatlah besar harapan SMP.S
Hidayatus Saalikin untuk terus berperan aktif guna ikut serta meningkatkan
mutu dan kualitas pelayanan pendidikan yang lebih baik lagi di Desa
Pembuanghulu khususnya dan juga di luar Desa Pembuanghulu umumnya.
Ciri-Ciri Khusus para siswa
Dengan latar belakang sosial budaya dan ekonomi
seperti itu maka pada umumnya siswa-siswa SMP.S. Hidayatus Saalikin juga memiliki akar tradisi kegotong royongan
yang cukup kuat sebagai bekal menjalin kebersamaan diantara siswa dengan
sikap solidaritas yang cukup tinggi.
Kondisi khusus yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan PBM
(misalnya kondisi sosial ekonomi siswa, berkebutuhan khusus )
Kondisi khusus yang perlu dipertimbangkan dalam PMB yang paling utama
adalah kondisi sosial ekonomi siswa. Ada sejumlah siswa yang berkategori
kurang mampu sampai kategori miskin. Siswa tersebut telah mendapat bantuan dengan
meringankan Iuran Syari’ah mereka melalui dana BOS dan Dana Pendidikan Gratis
serta kedepannya adalah mereleasikan pemberian beasiswa bagi siswa yang
berprestasi.
SMP.S. HIDAYATUS SAALIKIN berdomisili
di Desa
Pembuang Hulu, Kecamatan Hanau relatif masih bisa dijangkau dari segala arah dengan menggunakan banyak alat transportasi, dari
kondisi tersebut maka SMP.S. Hidayatus Saalikin memiliki
kekuatan, kelemahan dan peluang.
Kekuatan SMP.S. Hidayatus Saalikin adalah sebagai berikut :
1.
Terletak
di daerah yang agak jauh dari pusat keramaian sehingga nyaman untuk belajar
2.
Pembelajaran khusus bidang Diniah, dari mulai Nahwu Syaraf, Alqur’an dan
Hadist, Serta Fiqih dan ahlak yang disusun terpisah secara terpadu.
3.
Kegiatan belajar mengajar lebih fokus dan siswa lebih bisa diarahkan,
diawasi, karena peserta didik tinggal/menginap di dalam Pondok.
4.
Luas Tanah Pondok Yang sangat
memadai untuk kegiatan belajar mengajar dan keterampilan atau kegiatan
lainnya, mencapai 300x300 m2 ( 3 hektare ).
5. Pendidik di SMP.S. Hidayatus
Saalikin rata-rata
usia produktif dengan kualifikasi Sarjana (S1) sudah mencapai 65 %. Pendidik yang
sudah tersertifikasi 40 % dan 100% bertempat tinggal
sekitar Desa
Pembuang Hulu, sehingga transportasi sangat lancar
6. Program unggulan yang
dikembangkan SMP.S.
Hidayatus Saalikin adalah sebagai berikut:
a.
Program Religius
Sekolah yang berbasis Pondok
Pesantren dimana tidak hanya mengutamakan pendidikan umum namun juga
Pendidikan Moral yang agamis guna membentuk kepribadian atau karakter peserta
didik yang bertanggung jawab, disiplin serta menghargai lingkungan kehidupan
soialnya, membentuk insan-insan yang madani, dan berahlakul karimah.
Membiasakan peserta didik untuk disiplin dan menghargai waktu, dengan
bangun awal setiap hari mulai jam 3.00 pagi untuk melaksanakan Tahajud,
Tadarus Alqur’an, Sholat selalu dibiasakan dilakukan secara berjama’ah di
mesjid.
b. Program Peduli Lingkungan
Program ini dilaksanakan harian, dimulai
pukul 06.30 sd 06.50 oleh semua warga sekolah sesuai dengan lokasi masing
–masing dengan membersihkan lingkungan menata taman, merawat taman.
Diadakan lomba penghijauan pada saat hari
bumi atau hari lingkungan.
c. Program Pendidikan Kewirausahaan
Luasnya lahan
menjadikan modal untuk peserta didik guna belajar berwirausaha, program yang
telah SMP.S. Hidayatus Saalikin jalankan adalah; Ternak Ayam, Perikanan Ikan
tawar ( Nila, Patin ), Perkebunan Sawit.
7.
Pendidikan keterampilan seperti Muhadharoh, Rebana yang dilakukan rutin .
8.
Pendidikan keterampilan menjahit
9.
Pendidikan keterampilan IPTEK
10.
Pemberian Les Bahasa Inggris dan Matematika
11.
Pemberian pendidikan Bahasa Arab
12.
Ruang keterampilan 1 ruang
13.
Ruang Pendopo1 ruang
14.
Ruang tamu berserta kamar mandi lengkap 1 ruang.
15.
Lapangan
olahraga : sepakbola
16.
Ruang Perpustakaan yang menyediakan buku penunjang pembelajaran
17.
Mesjid yang bersih dan nyaman
18.
Ruang BK 1 ruang
19.
Ruang UKS 1 ruang
20.
Ruang
Pramuka 1 ruang
21.
Ruang OSIS 1 ruang
22.
Jumlah peserta
didik yang cukup
23.
Disekitar SMP.S. Hidayatus
Saalikin pada jarak paling dekat 200 meter banyak
dijumpai industry perkebunan kelapa sawit, ini
sangat menguntungkan apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, karena dapat
digunakan tempat kerjasama untuk belajar lapangan bagi peserta didik dan
dapat juga sebagai pendukung pembiayaan kegiatan – kegiatan yang danamya tidak dapat dibiayai
dari dana BOS maupun BOPDA.
Kelemahan SMP.S HIDAYATUS
SAALIKIN yang perlu mendapat perhatian dan ditindaklanjuti adalah :
1.
Belum
adanya gedung serbaguna.
2.
Belum mempunyai Lab Bahasa ( Inggris dan Arab )
3.
Belum mempunyai ruang
laboratorium untuk
Ilmu Pengetahuan Alam, Biologi ( tidak adanya sarana prasarana laboratorium)
4.
Ruang Multimedia belum tersedia perangkat Computer.
5.
Media, sarana dan
prasarana pembelajaran belum memadai seperti kelengkapan buku buku perangkat belajar mengajar seperti
buku guru dan buku siswa, dan
lain-lain.
6.
Keterbatasan
informasi yang sampai pada Sekolah (Media Elektronik, maupun Cetak)
7.
Minimnya/keterbatasan
sarana komunikasi yang bisa mendukung dunia IPTEK, Internet misalnya sulit
untuk masuk.
8.
Pembiayaan
yang mutlak ditanggung Yayasan Pendidikan Dan Sosial Hidayatus Saalikin untuk
pengembangan sarana dan prasana, sehingga memperlambat visi dan misi yang
ingin digapai oleh SMP.S. Hidayatus Saalikin.
Peluang SMP.S. Hidayatus Saalikin yang perlu
mendapat perhatian dan ditindak lanjuti adalah :
1.
Perhatian Pemda terhadap
pembiayaan pendidikan cukup memadai
2.
Masyarakat sekitar
memberi dukungan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, keamanan dan ketertiban sekolah
3.
Terdapat adanya
forum MGMPS, MGMP/BK Kluster dan MKKS
4.
Suasana lingkungan yang
relatif kondusif dan agamis
5.
Orang tua/ wali siswa yang
aspiratif terhadap kebijakan-kebijakan sekolah
6.
Dukungan dan kerjasama alumni
untuk memajukan sekolah
Memperhatikan
dari kondisi geografis sekolah, kekuatan sekolah, kelemahan serta peluang
sekolah, maka SMP.S. Hidayatus
Saalikin memiliki
harapan besar untuk mencapai tujuan pendidikannya dengan melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program-program pengembangan sekolah yang dikelola
secara matang dan bertanggungjawab.
Berdasarkan
analisis kondisi sekolah tersebut SMP.S.
Hidayatus Saalikin menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Pengembangan Kurikulum 2013 untuk memberi kesempatan pada peserta didik agar :
1.
Beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, memahami dan menghayati serta mengamalkan ajaran
agamanya masing-masing
2.
Meningkatkan pengembangan
keragaman potensi, minat dan bakat, serta kecerdasan intelektual, emosional,
spiritual dan kinestetik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya
3.
Mampu menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi
4.
Meningkatkan potensi fisik
dan membudayakan sportifitas serta kesadaran hidup sehat
5.
Meningkatkan kepekaan, kemampuan mengekspresikan dan
mengapresiasi keindahan dan keseimbangan hidup bermasyarakat, berguna untuk
orang lain
6.
Membangun menemukan jati diri
melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
7.
Memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia
Keterangan ; EDS Lengkap Tersedia
|
0 komentar:
Posting Komentar