PENELUSURAN BAKAT SISWA SMP


Memperhatikan undang-undang tersebut di atas, maka penerbitan Pedoman Penelusuran Bakat yang disiapkan Direktorat Pembinaan SMP bukanlah merupakan program yang disiapkan serta merta muncul tanpa alasan yang jelas. Atas dasar tinjauan terhadap siswa SMP, secara psikologis siswa SMP tengah memasuki masa pubertas, yakni suatu masa ketika individu mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju masa remaja (adolescence). Sebagian ahli memandang bahwa siswa SMP masa pubertas, individu mengalami ambivalensi kemerdekaan. Pada satu sisi, individu menunjukkan ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa, sedangkan sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri.

Masa puber berhadapan dengan tugastugas perkembangan, yang harus dipelajari dan harus diselesaikan guna mencapai keberhasilan perkembangan pada masa berikutnya. Pada setiap tahapan perkembangan kehidupan, manusia harus menyelesaikan tugas perkembangan yang muncul pada setiap periode perkembangan. Keberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan dalam periode perkembangan tertentu, akan membantu individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan pada tugas perkembangan selanjutnya. Demikian sebaliknya, kegagalan dalam mencapai tugas perkembangan pada periode perkembangan tertentu, akan menghambat penyelesaian tugas perkembangan pada periode berikutnya. Di sisi lain, permasalahan yang timbul di masyarakat mengenai pemilihan jurusan atau arah peminatan merupakan gambaran keraguan siswa dalam menentukan pilihan mata pelajaran atau jurusan pada sekolah lanjutan atas (jenjang pendidikan menengah) yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penyelenggaraan penelusuran bakat di SMP pada dasarnya ditujukan untuk memfasilitasi perkembangan siswa melalui kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan aspek-aspek kepribadian siswa secara terpadu, dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk itu, perlu suatu pedoman tersendiri demi kelancaran dan ketepatan arah penelusuran bakat. Hal ini terkait secara langsung dengan konstruk dan isi Kurikulum Tahun 2013 yang diarahkan untuk mengembangkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasI.

Minat

Minat berhubungan erat dengan motivasi. Para ahli psikologi menyebutkan bahwa minat merupakan aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir, dan berprestasi. Minat merupakan konsep yang menunjukkan kuatnya kecenderungan seseorang untuk menyukai obyek-obyek atau kegiatan-kegiatan yang membutuhkan perhatian dan menghasilkan kepuasan. Minat merupakan suatu perangkat mental yang meliputi campuran antara perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungankecenderungan lain yang mengarahkan seseorang kepada suatu pilihan tertentu. Minat lebih lazim diwujudkan dalam cita-cita. Hal ini berhubungan dengan masa depan yang perlu direncanakan oleh seseorang, terkait dengan ketika menentukan pilihan pendidikan, pekerjaan, teman hidup, dan sebagainya. Setiap minat memuaskan suatu kebutuh an dalam kehidupan, walaupun kebutuh an ini mungkin tidak segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat suatu kebutuhan, semakin kuat dan bertahan minat yang menyertainya.

Selanjutnya, semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan, semakin kuatlah minat tersebut. Sebaliknya, minat akan padam bila tidak disalurkan. Misal nya, lingkungan tempat hidup membatasi kesempatan bermain seseorang dengan orang lain, maka minat terhadap teman bermain mulai berkurang dan minat lain akan menggantikannya. Bila seseorang menemukan teman bermain yang memuaskan, maka suatu saat merasa kurang berminat terhadap teman sebaya yang mulai dirasa “membosankannya”. Minat seseorang dapat diungkap melalui ekspresi, manifestasi, tes, dan inventari sasi. Ekspresi minat merupakan suatu pernyataan verbal seseorang berupa menyukai atau tidak rnenyukai suatu benda, kegiatan, tugas, atau pekerjaan. Manifestasi minat dapat dikatakan sinonim dengan partisipasi dalam suatu kegiatan atau pekerjaan. Tes minat yang digunakan berbentuk tes obyektif. Inventarisasi merupakan pengukuran minat yang diperoleh melalui kusioner yang berisi pilihan atau preferensi daftardaftar kegiatan atau pekerjaan. Dari pilihan pekerjaan pada setiap pernyataan menghasilkan skor yang mencerminkan pola minat.

Peminatan

Peminatan merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh siswa dalam bidang keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Peminatan adalah proses yang berkesinambungan, dan harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit,terkandung dalam kurikulum. Peminatan pilihan kelompok mata pelajaran, pilihan lintas mata pelajaran dan pilihan pendalaman materi mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu siswa dalam memilih dan menetapkan mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah, memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri, serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke pendidikan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing siswa.

Penelusuran Bakat Yang Menunjang Kaidah Peminatan

Kaidah dasar yang dinyatakan secara eksplisit dalam Kurikulum 2013 yang berkaitan langsung dengan layanan bimbingan dan konseling adalah kaidah penelusuran bakat. Penelusuran bakat difahami sebagai upaya advokasi dan fasilitasi perkembangan siswa agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya (arahan Pasal 1 ayat 1 UU RI No. 20/2003), sehingga mencapai perkembangan optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan siswa mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Dengan demikian, peminatan adalah sebuah proses yang akan melibatkan serangkaian pengambilan pilihan dan keputusan oleh siswa yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada di lingkungan nya. Peminatan adalah proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi siswa mencapai tujuan pendidikan nasional, oleh karena itu peminatan harus berpijak pada kaidahkaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit, terkandung dalam kurikulum.

Penelusuran Bakat Dalam Kurikulum

Pelayanan penelusuran bakat siswa dalam Kurikulum 2013 merupakan bagian dari upaya advokasi dan fasilitasi bimbingan dan konseling, agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sehingga mencapai perkembangan optimal (arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Perkembangan optimal dalam arahan di atas, dimaksudkan bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan siswa mampu mengambil pilihan dan keputus an secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Dengan kondisi tersebut diharapkan siswa mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.

Banyak guru bingung dalam mengenali bakat dan minat siswanya. Ada siswa yang selama hidupnya tidak tahu bakatnya karena tidak pernah dieksplorasi. Tetapi ada anak yang dengan sendirinya mengenali bakat dan minatnya. Jika guru membantu anak mengenali bakat dan minatnya tentu perbuatan itu sangat membantu anak dalam mengembangkan hidupnya.

Bakat tidak sama dengan kecerdasan. Bakat lebih mengacu pada motorik maupun keterampilan yang ditampilkan anak. Dengan kata lain, bakat bisa terlihat oleh orang lain. Cara yang dilakukan adalah terus-menerus mengasah bakat melalui latihan. Bakat tidak akan berkembang bila tak ada penguat, sehingga kemudian hilang. Selain bakat, mereka juga mempunyai minat terhadap bidang yang digeluti. Adanya minat juga akan menguatkan bakat tersebut.

Sedikit Bantuan

Bagaimana bisa mengetahui kalau anak berbakat? Menurut Dra. Clara Kriswanto, MA, CPBC, psikolog dari Jagadnita Consulting, anak-anak yang berbakat umumnya lebih cepat menguasai bidang tertentu dibanding anak lain, tanpa mengeluarkan usaha keras.

Contohnya anak yang berbakat menyanyi, akan lebih mudah mengenali not, ketajaman nadanya juga bagus. Anak yang berbakat dalam bidang linguistik atau bahasa, bisa meniru atau menghafal bahasa asing lebih cepat.

Begitu anak yang mempunyai bakat menggambar atau melukis. Kualitas garis yang dimiliki anak tersebut akan terlihat lebih halus. Mereka mengerti warna, komposisi yang dibuat juga lebih bagus dan menarik.

Anak yang berbakat juga bisa mempelajari sesuatu dengan cara berbeda dibanding anak lain. “Anak berbakat hanya memerlukan sedikit bantuan dari orang dewasa. Mereka kerap memecahkan masalah dengan caranya sendiri,” ungkap perempuan yang menyelesaikan MA dalam bidang Applied Anthropology & Community and Youth Work Goldsmith College University of London.

Anak yang senang mengutak-atik mainan merupakan wujud dari minatnya terhadap benda tersebut. Baginya, mengutak-atik mainan merupakan eksplorasi dari keingintahuannya lebih lanjut.

Anak yang mempunyai bakat biasanya juga mampu memotivasi diri sendiri untuk mempelajari hal-hal yang sangat disukainya. Anak yang senang bermain piano atau berenang tak hanya berlatih saat gurunya datang. Mereka akan berlatih piano atau berenang tanpa disuruh.

“Idealnya, bakat yang dimiliki oleh anak sejalan dengan minatnya. Dengan begitu, potensi atau kemampuan yang dimiliki anak akan tergali secara optimal, sehingga anak mampu berprestasi,” tutur Clara.

Bangkitkan Minat

Sayangnya tak semua bisa berjalan beriringan antara bakat dan minat. Ada anak berbakat yang ternyata tidak berminat dengan bakat yang dimilikinya. Bila ini terjadi, kata psikolog lulusan UI ini, diperlukan dukungan lebih banyak dari orangtua, agar bakat anak bisa terasah secara optimal.

Kalau tidak mendapat dukungan dari orangtua atau dibangkitkan minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak lambat untuk mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia mempunyai bakat dalam bidang tertentu.

Madonna contohnya. Di usia 40 tahun, saat sudah mempunyai dua anak, ia membuat buku anak. Bakat yang dimilikinya baru disadari saat dirinya menjadi seorang ibu. Sebenarnya hal serupa juga bisa terjadi pada anak yang mempunyai minat dalam bidang tertentu, tetapi tidak berbakat. Contohnya anak ingin mengikuti Indonesia Idol, tetapi tidak mempunyai bakat menyanyi. Nah, pada anak tipe ini, dibutuhkan usaha yang lebih keras dibandingkan anak berbakat. Caranya tentu saja dengan mengikuti les vokal untuk mendapat suara yang baik.

Yang penting, tambah Clara, orangtua perlu memperkaya minat anak. Jangan sampai anak hanya terpaku dengan satu minat saja. Anak yang berminat pada sepakbola, misalnya, sebaiknya juga dikenalkan dengan kegiatan lain.

“Katakan pada anak bahwa olahraga tidak hanya sepakbola. Masih ada kegiatan lain, seperti seni, yang bisa dikenalkan,” kata Clara.

Cara mudahnya adalah dengan mengenalkan anak kepada teman-teman sebaya yang mempunyai beragam minat dan bakat.

Lakukan Tes Bakat

Ada beberapa cara untuk mengenali bakat anak, yaitu:

1. Melihat tingkah laku anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya? Anak lebih berminat pada hal-hal apa?
2. Mengikuti perkembangan anak dengan cermat.
3. Memberikan berbagai macam stimulus atau rangsangan kepada anak, misalnya dengan memberikan les atau permainan yang variatif.
4. Melakukan tes psikologi (tes bakat) untuk melihat kelebihan dan kelemahan anak. Tes ini bisa dilakukan saat anak berusia 7 tahun atau saat masuk sekolah. Pada usia tersebut sudah terlihat bakat serta minat anak.

Pahami Perkembangan Anak
Menurut Dra. Clara Kriswanto, MA, CPBC, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua saat memberikan les untuk anak.
1. Tidak mengutamakan pencapaian target. Penting diingat bahwa les diberikan sebagai upaya pengenalan kegiatan kepada anak.
2. Les sebaiknya diberikan oleh guru yang memahami perkembangan anak. Jangan sampai guru memberi hukuman saat anak tidak bisa mengikuti les. Clara mencontohkan, saat anaknya harus les piano, selalu menangis bila sudah sampai di tempat les. Setelah ditilik, rupanya guru les kerap mencubit atau memukul tangan anaknya bila tidak bisa mengikuti instruksi sang guru.
3. Pastikan anak tetap memiliki waktu yang seimbang untuk bermain dan istirahat.
4. Jangan memaksakan kehendak kepada anak. Yang harus diutamakan adalah minat anak.
5. Tetap pantau perkembangan anak.
6. Upayakan untuk mengembangkan semua aspek kemampuan anak.

Bakat Saja Tidak Cukup!
Psikolog Clara Kriswanto menegaskan bahwa bakat saja tidak cukup. Setidaknya diperlukan tiga hal lain yang akan mengasah potensi anak :
a. Harus ada dukungan dari orangtua maupun lingkungan Dukungan yang diberikan tak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dukungan moril. Memberikan pujian (tanpa berlebihan dan terlalu sering) saat anak menunjukkan kemampuan juga menjadi bentuk dukungan. Bentuk dukungan juga bisa diberikan dengan tidak membanding-bandingkan anak dengan saudara atau temannya, apalagi sampai mendapat label negatif.
b. Tidak berhenti berusaha Kalau anak tidak berminat, padahal mempunyai bakat di bidang seni atau olahraga, hendaknya orangtua tidak menyerah. Bisa saja anak merasa malas karena terlalu banyak les, hingga kelelahan. Ada baiknya tidak mengikutkan les terlalu banyak bagi anak. Orangtua hendaknya tidak memaksakan kehendak pada anak. Hukuman fisik seperti mencubit atau memukul saat anak tidak berlatih harus dihindari. Hukuman dapat membuat anak tidak tertarik pada kegiatan tersebut.
c. Berikan fasilitas yang memadai Fasilitas yang diberikan tidak harus selalu mahal. Sediakan fasilitas sesuai kemampuan orangtua.

Peranana Bimbingan Konseling

Mengingat betapa pentingnya pemilihan peminatan pada jenjang pendidikan menengah, maka sejak dini siswa SMP perlu dipersiapkan dan dibantu merencanakan hari depan yang lebih cerah, melalui penelusuran bakat dalam layanan bimbingan dan konseling yang berkoordinasi dan berkolaborasi dengan layanan pembelajaran serta manajemen/kepemimpinan di sekolah. Koordinasi dan kolaborasi antar layanan tersebut merupakan upaya sinergis untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jika sinergi antara layanan pembelajaran, manajemen/kepemimpinan, dengan bimbingan dan konseling bisa diwujudkan, maka layanan pendidikan seperti ini dapat dikatakan merupakan layanan pendidikan yang bermutu. Pelayanan penelusuran bakat siswa di SMP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam program pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK).

Artinya, program pelayanan BK pada satuan pendidikan SMP yang lengkap harus memuat kegiatan pelayanan peminatan siswa. Upaya ini mengacu kepada program pelaksanaan kurikulum, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan vokasional, peminatan pendalaman dan lintas mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan konseling dengan pelayanan peminatan siswa itu sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor di setiap sekolah (SMP). Pelayanan penelusuran bakat siswa merupakan kegiatan bimbingan dan konseling yang amat penting dan menentukan kesuksesan dalam belajar, perkembangan, dan masa depan setiap siswa. Dalam konteks ini, bimbingan dan konseling membantu siswa memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan diri, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab. Bimbingan dan konseling membantu siswa mencapai perkembangan optimal dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.

Di samping itu, bimbingan dan konseling membantu individu dalam memilih, meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui pendidikan. Dilihat dari konteks ini maka bimbingan dan konseling adalah ”wilayah layanan yang bertujuan memandirikan individu yang normal dan sehat dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan termasuk yang terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karier guna mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum (the common good) melalui (upaya) pendidikan.” (ABKIN: 2007).

0 komentar:

Posting Komentar

PENERIMAAN SISWA BARU

Yayasan Pendidikan Dan Sosial Pondok Pesantren Menerima Pendaftaran Siswa Baru Mulai Pertengahan Mei 2016, Untuk Tahun Ajaran 2016-2017 Jenjang Pendidikan : SMP Berbasis Pesantren Hidayatus Saalikin, Madrasah Aliyah Juga Umum ( SMK-SMA) Dengan ketentuan mentaati dan patuh pada tata tertib Pondok Pesantren...... BACA SELENGKAPNYA