Kamis, 24 Desember 2015

Ketika Pendidik Tidak Lagi Mendidik

Ulangan Semester hampir tiba, semua guru sibuk menyiapkan soal-soal ulangan..Seorang Ustadz yang notabene tidak mengerti per internetan buka-buka kitab dia ambil soal-soal dari bab per bab, kemudian beliau tulis tangan manual, kemudian dirangkumnya menjadi soal soal, terus meminta tolong pada santrinya "Tolong ya saya ketikan soal-soal untuk Ulangan Tengah Semester ini..".,si santri mengangguk kemudian diketikanlah bahan-bahan soal ulangan tersebut.

Bertolak belakang sekali dengan Mr X, bagi beliau ini internet adalah breakfast, lunch dan dinnernya, alias internet adalah makanan pokoknya, tidak seperti pak Ustadz tadi, MR X pun buka laptop, browsing sana sini, jurus copas ( copy paste) pun mulai keluar, sietttt dalam sekejap 20-50 soal-soal dari internet ( lengkap dengan kunci-kunci jawabannya ) pindah ke laptopnya, bahan-bahan "Soal Instant untuk ulangan semester pun jadilah"..tanpa usaha, gak perlu buka-buka buku pegangan guru, gak perlu repot-repot buka-buka materi yang telah diberikan pada siswa dan sebaginya,."kecil,..sing penting soal jadi..toh siswa gak akan tahu ini" atau mungkin juga beliau-beliau ini punya pendapat "woalah gaji cilik, ngapain mikir gede gede bikin mumet bae..Argh..Males Ane ngetik, ngapaiin, emangnya senam jari..wualah nulis status di Facebook lancar lancar bae.." Wallahu'alam

Bagaimana jika seandainya siswa mengetahui..?? trus lapor ke ortu mereka.."Pak..atau Bu..kok soal-soal Ulangan saya ada semua di internet..dengan kunci jawabannya juga" si orang tua siswa itupun menjawab "Astagfirullah,..yo wes kamu gak perlu sekolah,..bapak sekolahin kamu di warnet saja, kalau emang soal-soalnya serta jawabannya ada di internet, ngapaiin kamu pergi sekolah, ngabis ngabisin duit dan waktu saja." Mungkin pula jawaban orang tua siswa tersebut "Besok kita cari sekolah lain saja yang kualitasnya tidak begitu"

Padahal Sekolah tersebut tidak demikian bahkan telah memperingatkan sebelumnya, untuk berusaha memberikan yang terbaik buat siswa mereka, kan kasihan image sekolahpun ikut tercoreng
Bagaimana jika seandainya ada siswa yang memang kreatif, inovatif,..di carinya soal-soal yang dia dapat ketika ujian di internet trus ketemu dan sama persis soal soal tersebut lengkap pula dengan kunci jawabannya, lalu siswa bertanya "Kok Bapak/Ibu ngasih soal-soal Ujian ke kami barang second, reject dan apkiran"

Mau dibawa kemana tanggung jawab moral sebagai pendidik.. dimana anak didik hakekatnya diamanahkan oleh Alloh Ta'ala dengan perantara orang tua mereka,..mau jadi apa mutu pendidikan jika apa yang diberikan pada siswa seperti demikian..?? Bagaimana dengan cost yang sudah dikeluarkan oleh sekolah untuk penggandaaan soal...Bagaimana ketika para Copaster ini melihat raut polos anak didik mereka adakah rasa terenyuh dengan tidak memberikan yang terbaik, dan sudah membodohi mereka....atau tidak tersentuh sedikitpun nuraninya karena hitungannya sudah "UNTUNG DAN RUGI"..dan bagaimana bagaimana lainnya..

Menjadikannya sebagai bahan referensi sah-sah saja, bahkan seorang guru harus memiliki bank soal, namun kalau hanya copy paste saja ya kebangetan, ketika kita mendapatkan kesulitan kemudian mencari tahu di media internet dan mendapatkan bahan-bahan atau jawaban jawaban dari kesuitan tersebut dari mereka yang telah ikhlas berbagi ilmunya tidak haram kok. Malahan kita patut berterima kasih bagi mereka-mereka yang memang telah ridho berbagi ilmunya.
Mungkin kalau di Jawa sana, para MR X ini akan agak ngeri karena peserta didik cenderung lebih kreatif, serta keleluasaan media informasi yang masuk , namun di kota kota kecil seperti di sini bukan tidak mungkin hal tersebut masih marak, denga asumsi dari para MR X dan Mrs, Miss X  ini "Siswa gak akan tahu ini kok,..toh mereka gaptek akan technology...wallahu'alam"

Technology memang membawa kemudahan, namun di sisi lainnyapun berdampak kurang baik juga, namun hakikatnya ibarat pisau " Jika pisau tajam ada di tangan seorang koki ya bermanfa'at dipake motong sayur daging, masak, dsb, namun jika pisau tersebut dipegang maaf "orang yang sakit jiwa..jadinya ya berbahaya..bisa sabet sana sabet sini...dan orangpun kucar kacir ketakutan..

"Ketika Pendidik Tidak Lagi Mendidik atau masih harus di didik..??"

0 komentar:

Posting Komentar

PENERIMAAN SISWA BARU

Yayasan Pendidikan Dan Sosial Pondok Pesantren Menerima Pendaftaran Siswa Baru Mulai Pertengahan Mei 2016, Untuk Tahun Ajaran 2016-2017 Jenjang Pendidikan : SMP Berbasis Pesantren Hidayatus Saalikin, Madrasah Aliyah Juga Umum ( SMK-SMA) Dengan ketentuan mentaati dan patuh pada tata tertib Pondok Pesantren...... BACA SELENGKAPNYA